Kontroversi Facial Unlock yang Dipasang Pada Sebuah Smartphone

Kontroversi Facial Unlock yang Dipasang Pada Sebuah Smartphone

Kontroversi Facial Unlock yang Dipasang Pada Sebuah Smartphone – Saat ini pengamanan smartphone sudah memiliki banyak ragam dan perbedaan. Biasanya sebuah smartphone akan memiliki setidaknya 3 macam bentuk keamanan yang merupakan kombinasi dari sistem sandi, sidik jari, pola dan facial recognition. Untuk beberapa smartphone bahkan ditemukan sebuah sistem yang menggunakan suara. Walaupun demikian sistem keamanan ini tidak memiliki metode berlapis. Artinya pada saat satu metode keamanan bisa dipecahkan maka sistem keamanan lain tidak lagi diperlukan dan smartphone bisa langsung diakses. Bahkan sistem sandi dan sidik jari akan menjadi sesuatu yang mengamankan sistem smartphone secara keseluruhan sehingga semua pengaturan bisa diubah dan smartphone yang tadinya milik orang lain sekarang bisa digunakan oleh siapa saja.

Mio-tech – Sistem facial recognition dinyatakan sebagai sebuah bentuk pengamanan yang jauh lebih baik daripada pengamanan yang disediakan oleh sistem sebelumnya yaitu sidik jari. Tapi ternyata sistem pengamanan ini justru lebih mudah dibobol karena seseorang yang ingin memasuki sebuah smartphone bisa menggunakan foto pemilik smartphone dengan resolusi yang tinggi untuk membuka pengenalan wajah. Ini adalah sebuah kelemahan yang ditemukan pada banyak smartphone. Perlindungan yang lemah ini memang tidak ditemukan pada banyak smartphone tapi beberapa smartphone dengan harga menengah ke bawah dan sejumlah smartphone dengan harga menengah ke atas ternyata dengan mudah bisa dikelabui dengan foto.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% merek smartphone yang ditemukan di pasaran sekarang dapat dikelabui dengan menggunakan foto beresolusi tinggi. Ini adalah sebuah bahaya yang besar karena ini artinya smartphone akan mudah sekali berpindah tangan. Semua mereka smartphone memiliki kelemahan seperti ini terutama untuk jenis smartphone yang menjadikan orang-orang dengan kemampuan ekonomi lemah sebagai sasaran. Jadi jangan senang dulu jika berhasil membeli sebuah smartphone murah dengan kemampuan untuk mengenali wajah karena hal ini bisa saja merupakan awal dari kehilangan data penting di dalam sebuah smartphone.

Kontroversi Facial Unlock yang Dipasang Pada Sebuah Smartphone

Sistem pengenalan wajah bisa menjadi kelemahan pada sebuah smartphone karena sistem ini menggunakan sebuah perangkat yang memang dipasang pada smartphone secara khusus untuk mengenali wajah. Jika perangkat ini tidak tersedia dan digantikan dengan sebuah software maka peluang untuk mengelabui software tersebut menjadi tersedia. Keadaan ini jelas merupakan sesuatu yang tidak diinginkan karena kehilangan smartphone bisa berarti sesuatu yang sangat buruk bagi sebagian orang dan bisa menjadi sebuah kerugian besar karena pembobolan data pribadi. Keadaan seperti ini tidak dapat dihindari terutama jika merek smartphone yang digunakan adalah pilihan yang memang tidak dilengkapi dengan perangkat untuk mengenali wajah.

Masalah menjadi bertambah banyak karena pada saat membeli smartphone penjelasan mengenai keberadaan perangkat untuk mengenal wajah dan perlindungan terhadap pembobolan melalui sistem facial recognition ini menjadi sesuatu yang tidak langsung dijelaskan dalam berbagai informasi mengenai smartphone. Penjelasan berfokus pada dapur pacu dan chipset pada smartphone atau keunggulan lain yang diterapkan pada smartphone tersebut untuk menarik perhatian pembeli.

Bagi pemilik smartphone sangat dianjurkan untuk memeriksa kemampuan smartphone untuk membedakan wajah manusia dan foto karena hal ini benar-benar bisa mengarah menjadi sesuatu yang fatal. Hal ini akan dapat ditemukan dalam penjelasan mengenai smartphone dari website perusahaan yang membuat smartphone tersebut atau sebuah situs yang memberikan penjelasan mengenai smartphone secara lengkap dan jelas sehingga perangkat yang digunakan untuk mengenali wajah bisa diketahui dan dinilai keamanannya terutama untuk pengguna smartphone dengan harga murah.

Please follow and like us: